Mahar Pernikahan SRL Indonesia - Pernikahan adat termahal di Indonesia tidak hanya mempertahankan tradisi dan budaya lokal, tetapi juga memperkenalkan budaya lokal di mata dunia, sekaligus berpotensi menjadi viral dan diapresiasi luas.
Cerita dongeng Disney bertema Princess memang membuat banyak gadis berkhayal bisa mendapatkan seorang pangeran kaya dan tampan.
Konsep pernikahan ala-ala Princess Disney memang terlihat sangat romantis, mewah, dan bisa bikin viral di media sosial.
Selain konsep pernikahan bertema dunia imajinasi tersebut, masih ada konsep pernikahan lain yang bisa membuat pernikahan viral, seperti perkawinan khas daerah.
Bagi Anda yang ingin menggelar resepsi atau pesta yang mewah, berikut beberapa inspirasi pernikahan adat termahal di Indonesia yang juga bisa viral di media sosial:
Mahar pernikahan yang dimaksud terdiri dari uang, babi, dan beras.
Dengan kata lain, calon mempelai pria harus bisa memenuhi persyaratan mahar pernikahan sesuai dengan derajat sosial, ekonomi, dan tingkat pendidikan mempelai wanita.
Tapi secara umumnya, calon mempelai pria setidaknya harus mempersiapkan minimal 25 ekor babi.
Sebagai informasi, satu ekor babi dibanderol mulai dari Rp2 juta hingga Rp4 juta per ekor, atau minimal Rp50 juta untuk membeli 25 ekor babi.
Apabila calon mempelai pria tidak dapat memenuhi persyaratan mahar yang diminta, maka menantu laki-laki harus mengabdi kepada mertua sampai besaran mahar tersebut terpenuhi.
Perkawinan khas daerah ini diperkirakan menelan biaya hingga miliaran rupiah selanjutnya adalah adat Bugis, Sulawesi Selatan.
Pernikahan Bugis tidak mengenal status sosial. Dengan kata lain, semua orang berhak menikah tanpa melihat garis keturunan orang tua.
Namun sang mempelai pria tetap harus menyiapkan “Uang Panaik” atau “Uang Panai” yang merupakan mahar pernikahaan lambang penghormatan pihak laki-laki kepada calon istri dari Suku Bugis.
Sebagai informasi, Uang Panai berbeda dengan mahar.
Uang Panai sendiri digunakan untuk membiayai kebutuhan pernikahan pihak perempuan. Biasanya jumlahnya ditentukan berdasarkan status sosial calon istri.
Sedangkan mahar pernikahan adalah salah satu syarat pernikahan yang sepenuhnya dimiliki istri.
Nominal maharnya ditentukan oleh beberapa faktor, seperti garis keturunan calon istri, pendidikan, pekerjaan, dan tidak jarang faktor kecantikan si mempelai wanita itu sendiri.
Semakin tinggi strata calon wanita, semakin tinggi pula uang panai dan mahar yang harus disiapkan.
Dikutip dari biayanikah.com, besaran uang panaik di bawah Rp20 juta sudah dianggap untuk strata terendah.
Untuk kalangan menengah, nominal uang panaik yang harus dipenuhi mulai dari Rp50 jutaan hingga Rp100 juta ke atas.
Proses pernikahan bagi masyarakat Batak juga terkenal menghabiskan biaya yang tidak sedikit.
Ini bisa terjadi karena perkawinan ini memiliki 13 rangkaian prosesi yang dilakukan mulai dari pagi hari hingga menjelang malam.
Rangkaian acara adat dan sinamot (mahar) menjadi salah satu alasan mengapa pernikahan adat Batak bisa menjadi yang termahal di Indonesia.
Bagi mempelai pria yang ingin meminang wanita Batak, mereka harus menyiapkan dana yang cukup untuk memenuhi sinamot atau mahar.
Besaran sinamot ini ditentukan berdasarkan tingkat pendidikan dan pekerjaan mempelai perempuan, dan sudah sudah disepakati oleh kedua belah pihak dalam proses yang disebut marhata sinamot.
Selain sinamot, ada satu biaya besar lagi yang harus dipersiapkan dalam melangsungkan pernikahan adat ini, yaitu kain ulos.
Sebagai informasi, bagi suku Batak, kain ulos menjadi tanda status sosial, sehingga mempelai pria diharapkan bisa memberikan kain ulos terbaik, di mana harganya bisa mencapai puluhan atau ratusan juta rupiah.
Sama seperti suku Batak, perkawinan di Banjar juga memiliki banyak rangkaian prosesi yang panjang, salah satunya adalah “bapingit”.
Bapingit adalah sebuah prosesi dimana calon pengantin perempuan akan dikurung selama satu minggu sebelum hari pernikahan.
Selama masa pingitan, calon pengantin perempuan tidak boleh bertemu dengan calon suaminya atau laki-laki lain.
Selain Bapingit, masih ada rangkaian prosesi lain yang harus dilakukan, seperti kunjungan pria ke rumah calon mertua (Basatang), Bapapayuan (prosesi pernikahan), dan prosesi lainnya yang melibatkan kedua belah pihak keluarga dan tokoh adat.
Durasi prosesi pernikahan yang panjang membuat calon mempelai pria harus menyiapkan dana yang cukup besar.
Biaya tersebut harus diberikan di awal sebelum pernikahan atau biasa disebut Maatar Jujuran uang atau emas senilai Rp5 juta hingga Rp20 juta.
Pernikahan adat termahal di Indonesia selanjutnya berasal dari Sasak, Lombok.
Di Lombok, ada satu tradisi pernikahan yang cukup unik, yaitu tradisi Memari atau tradisi menculik calon mempelai wanita.
Tradisi ini dilakukan oleh calon pengantin laki-laki yang akan menculik calon pengantin perempuan untuk di bawa ke rumah keluarga sebelum melakukan pernikahan.
Setelah itu, keluarga laki-laki akan datang ke pihak keluarga perempuan untuk memberitahukan bahwa anak perempuannya ada di rumah mereka.
Setelah itu kedua keluarga melakukan proses tawar menawar mahar dan biaya pernikahan.
Bagi suku Sasak, besaran mahar tergantung dengan tingkat pendidikan perempuan.
Semakin tinggi pendidikan yang dicapai, semakin tinggi pula mahar yang harus dibayarkan.
Selain tradisi Memari, suku Sasak juga memiliki tradisi pernikahan lainnya, salah satunya adalah Merariq yang merupakan rangkaian tahapan sakral untuk persiapan pernikahan.
Tradisi perkawinan di Minangkabau, Padang, Sumatera Barat, juga memiliki serangkaian upacara yang cukup banyak, salah satunya adalah tradisi Bajapuik.
Tradisi ini bertujuan untuk mempererat tali kekeluargaan dan saling menghormati antar kedua pihak keluarga.
Tapi sebelum melanjutkan ke jenjang yang lebih lanjut, kedua pihak keluarga harus menentukan mahar (japuik) yang diberikan oleh pihak perempuan kepada pihak laki-laki.
Besaran japuik ini tergantung dengan strata sosial, tingkat pendidikan, dan pekerjaan pihak laki-laki.
Dilansir dari berbagai sumber, nilai japuik yang umum dikeluarkan dalam proses ini mencapai Rp30 juta hingga Rp50 juta.
Pernikahan adat termahal di Indonesia terakhir adalah adat Bali. Sama seperti suku lainnya, suku Bali juga memiliki serangkaian prosesi pernikahan yang cukup kompleks.
Salah satu proses yang harus dilakukan adalah upacara Upakara atau Banten yang membutuhkan biaya minimal Rp20 juta.
Biaya tersebut dikeluarkan untuk membuat atau membeli Banten yang sudah dibuat oleh komunitas setempat.
Selain Upakara, pernikahan adat Bali juga membutuhkan banyak hal lainnya seperti pakaian pernikahan khusus beserta aksesorisnya yang cukup banyak.